BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Era
globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing
dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara
langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan
kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan
kepuasan pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu
saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan.
Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan
tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapainnya
harus direncanakan serta dilakukan dengan semestinya.
Perusahaan
agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus
terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya
adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas
biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa pasarnya
agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti
standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia
usaha maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang
berkualitas. Bagi perusahaan yang profit
oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk
mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci
perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat
memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat
perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali
produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan
konsumen terhadap produk yang dihasilkan.
Semakin
meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah pemasaran dan
perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain
dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki
kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun
masa depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaan adalah bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga
dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan
keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran kualitas
melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat
ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat
dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas
tersebut.
Biaya
kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah
atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang
berkualitas. Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat
dijual dengan harga yang lebih tiggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan
produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini dapat membuat konsumen mencari
perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang murah dengan kualitas
yang baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak manajemen
tidak memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan kualitas
secara berkesinambungan diharapakan dapat mengurangi biaya karena terjadi
pemborosan akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena
ketidaksesuaian dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat
meningkatkan keuntungan dari penjualan dan mengurangi biaya.
Produk
dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh
dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan
dilanjutakan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya yang
diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses.
Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan
efisien terutama yang menyangkut dangan peningkatan laba yang dijadikan sebagai
evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh
pemimpin.
Berapa
besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian
kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefisienkan biaya yang terjadi tanpa
menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis
biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya
produksi akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga
jual produknya karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat,
sehingga bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien
mungkin.
Membahas
mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan aspek
kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality). Biaya kualitas ini
merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam bahasa yang
dapat di kuantifikasikan sehingga memudahkan dalam pengukurannya. Biaya
kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya
kualitas dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk. Sementara itu biaya
kualitas sendiri dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu pengendalian yang
terdiri dari biaya pencegahan (prevention
cost) dan biaya penilaian (apprasial
cost) serta biaya kegagalan yang terdiri dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya
kegagalan eksternal (eksternal failure
cost)
Paparan sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai
ukuran kuantitatif yang dipergunakan untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya
terhadap tingkat profitabilitas perusahaan , maka penulis tertarik untuk
membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh biaya
kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui
apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan
andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.
Berdasarkan
permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul “Analisis Biaya Kualitas
Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. X”
1.2 Rumusan Masalah
Masalah
yang diangkat dari peneliatan ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana realisasi biaya kualitas di
perusahaan?
2.
Bagaimana dengan tingkat profitabilitas perusahaan?
1.3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana realisasi
biaya kualitas di perusahaan
2.
Untuk mengetahui bagaimana tingkat
profitabilitas perusahaan
1.4
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi perusahaan
Diharapakan dapat
memberikan informasi berkaitan dengan biaya kualitas yang dapat digunakan dalam
menetapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang terhadap profitabilitas
perusahaan
2. Bagi
penulis
Menambah
wawasan keilmuan serta memberikan manfaat dalam hal implementasi dan penerapan
teori akuntansi terutama mengenai biaya kualitas pada perusahaan.
3. Bagi
pihak lain
Dapat digunakan untuk
menambah wawasan pengetahuan terapan dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan
referensi atau pembanding yang dapat membantu dalam pengembangan penelitian
sejenis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Akuntansi
Akuntansi
(accounting) merupakan suatu kegiatan
yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat
keuangan mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi tertentu kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan-keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur
aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut menjadi laporan, dan
mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat keputusan.
Fungsi
utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan
akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan
yang terjadi didalamnya. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses
pelaporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, masayarakat, pemegang saham dan
manajer. Disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses
akuntansi yang merupakan suatu ringkasan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan yang digunakan sebagai alat informasi bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
2.2 Akuntansi Manajemen
Akuntansi
Manajemen terdiri dari dua kata yaitu akuntansi dan manajemen. Akuntansi
sendiri berarti proses pengukuran, analisis, pencatatan dan pelaporan terhadap
seluruh kejadian ekonomi. Manajemen lebih diartikan pada proses manajemen yang
terdiri dari aktivitas perencanaan, perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh internal organisasi yaitu manajer dan pegawai
yang di beri wewenang dalam mengelola usahanya. Akuntansi manajemen adalah
salah satu bidang akuntansi yang salah satu tujuan utamanya untuk menyajikan
laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan
pihak internal dalam rangka melaksanakan proses yang meliputi perencanaan,
pembuatan keputusan, pengorganisasian, pengaraan serta pengendalian.
Manajemen
terdiri dari banyak aktivitas, termasuk mengambil keputusan, memberikan
perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan tugas dan imbalan, serta
memperkerjakan orang-orang untuk melaksanakan kebijakan. Manajemen menetapkan
tujuan yang akan dicapai dengan
mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya dengan kemampuan karyawan.
Fungsi dasar dari manajemen yang terdiri atas perencanaan , pengorganisasian,
dan pengendalian secara efektif agar dapat berhasil. Ketiga fungsi tersebut
membutuhkan partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen.
Berdasarkan
hubungan dengan objek informasi, alternatif yang akan dipilih dan wewenang
manajer, informasi akuntansi manajemen dapat dibagi atas tiga tipe informasi
akuntansi menurut Ahmad (2011:3) yaitu:
a. Jika
akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk,
departemen, atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi
penuh.
b. Jika
informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang akan dipilih,
maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial yang sangat
diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif.
c. Jika
informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang manajer, dihasilkan
konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang terutama bermanfaat untuk
mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Ketiga
tipe informasi akuntansi manajemen tersebut dapat meliputi aktiva, pendapatan,
dan atau biaya. Informasi akuntansi manajemen menyangkut informasi masa lalu
dan informasi masa yang akan datang, tergantung untuk apa informasi tersebut
disajikan.
Informasi
akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk pelaporan
informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan untuk menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pernyataan “berapa
biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?”, dan penentuan harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi
penuh yang berisi informasi mana yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan
program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan
harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Informasi
akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok yaitu merupakan informasi masa
yang akan datang dan informasi yang berbeda di antara alternatif yang akan
dipilih. Informasi diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan
mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang
tersedia. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi
akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang.
Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan/atau
biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berisi
informasi masa lalu bermanfaat untuk penilaian kinerja manajer dan pemotivasian
manajer. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berisi informasi masa yang
akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran.
2.3 Akuntansi Biaya
Akuntansi
biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya
pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta
penafsiran terhadapnya. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan
untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan
melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya
perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi. Akuntansi biaya
memasukan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang
bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan dianalisis.
Disimpulkan
bahwa akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, perhitungan, penganalisisan
dan pelaporan berbagai macam biaya yang terjadi didalam kegiatan suatu
perusahaan. Akuntansi biaya merupakan alat bagi manajemen dalam merencanakan,
mengorganisir, mengawasi perusahaan agar tercapai tujuan yang diinginkan secara
efektif dan efisien.
2.4 Manfaat Akuntansi Biaya
Manfaat
terbesar dari akuntansi biaya adalah timbulnya sikap “sadar akan biaya”. Harga
pokok produksi dan jasa merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam
memproduksi barang dan jasa, semakin tinggi kemampuan mengelola maka akan
semakin baik produk dan jasa yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi
harga maupun kualitas. Manfaat lain dari akuntansi biaya adalah:
1. Sebagai pemasok informasi dasar untuk
menentukan harga jual produk barang dan jasa.
2. Sebagai
bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan
pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
3. Sebagai
pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya
operasi, misalnya saja untuk kepentingan pajak.
Akuntansi
biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam mengontrol
bahan baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung
menetapkan standar untuk mengukur efisiensi, memberikan data dan menyusun
anggaran serta untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan.
2.5 Tujuan Akuntansi Biaya
Akuntansi
biaya merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi tools of mangement, yang berfungsi
menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat menjalankan
fungsinya dengan baik. informasi biaya diperlukan oleh manajemen untuk tujuan
sebagai berikut:
1. Penentuan
Harga Pokok
Dalam
penentuan harga pokok, biaya-biaya dihimpun menurut pekerjaan (job), bagian-bagian (departements) atau dirinci lagi menurut
pusat-pusat biaya (cost pools),
produk-produk dan jasa-jasa.
2. Perencanaan
Biaya
Akuntansi
biaya menyediakann informasi yang dapat membantu manajemen dalam membuat
keputusan operasi jangka pendek dan keputusan alokasi sumber daya jangka
panjang dan merumuskan strategi-strategi untuk masa yang akan datang, antara
lain mengenai:
a. Harga
jual dan volume penjualan
b. Profitabilitas
dari produk
c. Pembelian
d. Pengeluaran
barang model
e. Perluasan
pabrik
3. Pengendalian
Biaya
Pengendalian
merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan
melakukan perbandingan secara terus-menerus antara pelaksanaan dengan rencana.
Melalui proses membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program atau
anggaran yang disusun, maka manajemen dapat melakukan penlitian atas efisiensi
usaha dan kemampuan memperoleh laba dari berbagai produk.
4. Dasar
Untuk Pengambilan Keputusan Yang Khusus
Akuntansi
biaya memberikan informasi biaya yang berbeda agar dapat dibandingkan dengan pendapatan
(revenue) dari berbagai tindakan
alternatif yang akan dipilih oleh manajemen.
Berdasarkan
informasi ini maka manajemen dapat membuat keputusan-keputusan perencanaan yang
menyangkut masalah-masalah khusus, seperti:
a. Membuat
produk baru
b. Menghentikan
atau meneruskan suatu produk terntentu
c. Menerima
atau menolak pesanan-pesanan tertentu
d. Membeli
atau membuat sendiri
e. Menjual
langsung atau memproses lebih lanjut
2.6 Sistem Akuntansi Biaya
Sistem
akuntansi biaya (cost system) dapat
dikelompokan menjadi dua sistem yaitu:
1. Actual Cost System atau
disebut sistem biaya historis (historical
cost system), biaya dikumpulkan dan diperhitungkan terhadap harga pokok
produk berdasarkan biaya yang telah terjadi, atau biaya yang telah
dikeluarkan/dimasukkan dalam suatu proses produksi. Pada sistem ini, harga
pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya
sesungguhnya dikumpulkan.
2. Standard Cost System, harga
pokok produksi serta operasi produksi dihitung berdasarkan biaya yang telah
ditentukan dimuka (pre-determined cost) baik dari segi kualitas maupun
nilai uangnya.
2.7 Biaya
Biaya
dalam arti luas yaitu sebagai berikut: “Biaya dalam arti luas adalah
pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Biaya
adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi
organisasi”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
biaya adalah sesuatu yang dikorbankan guna mendapatkan barang dan jasa yang
diinginkan.
2.8 Penggolongan Biaya
Biaya
dapat digolongkan menurut:
1. Objek
Pengeluaran
2. Fungsi
pokok dalam perusahaan
3. Hubungan
biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4. Perilaku
biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
5. Jangka
waktu manfaatnya.
Keterangan
diatas mengenai penggolongan biaya, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Penggolongan
Biaya menurut objek pengeluaran
Dalam
cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan
biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua
pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya bahan bakar”.
2. Penggolongan
biaya menurut fungsi pokok perusahaan
Dalam
perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok biaya, maka biaya dapat
dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a. Biaya
produksi
Merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk
dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi adalah biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b. Biaya
pemasaran
Merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, seperti biaya iklan,
biaya promosi, dan biaya angkutan.
c. Biaya
Administrasi dan Umum
Merupakan biaya-biaya
yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk,
seperti biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia, dan Bagian
Hubungan Masyarakat.
3. Penggolongan
biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu
yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Hubungannya dengan sesuatu
yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:
a. Biaya
Langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah
biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai, sehingga dapat mudah
diidentifikasikan atau dilacak pada objek biaya. Biaya langsung terdiri dari
biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya
Tidak Langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung
adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai,
sehingga biaya ini tidak mudah untuk diidentifikasikan atau dilacak pada objek
biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead pabrik.
4. Penggolongan
biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan
Dalam
hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
a. Biaya
Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang
jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.
b. Biaya
Semivariabel
Biaya semivariabel
adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan,
biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c. Biaya
Semifixed
Biaya semifixed adalah
biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan
jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d. Biaya
tetap
Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
5. Penggolongan
biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas
dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Pengeluaran
modal (capital expenditure)
Pengeluaran modal
adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi.
Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan dalam tahun-tahun yang
menikmati manfaatnya dengan cara didepresasi, diamortisasi, atau deplesi.
b. Pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya
hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran
tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai
biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diproleh dari pengeluaran biaya
tersebut.
Penggolongan biaya ini diperlukan
untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian
tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan biaya dengan
objek pengeluaran, fungsi pokok perusahaan, sesuatu yang dibiayai, volume
kegiatan, dan jangka waktu manfaatnya.
2.9 Biaya Kualitas
American Society for
quality control mendefinisikan kualitas sebagai ciri
dan karakteristik total dari suatu produk atau suatu jasa yang dibuat atau
dilakukan menurut spesifikasi untuk memuaskan pelanggan pada saat membeli dan
selama penggunaan. Secara umum
kualitas adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Kualitas adalah ukuran
relatif dari kebaikan. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas
adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
Delapan dimensi kualitas:
1. Kinerja
2. Estetika
3. Kemudahan
perawatan dan perbaikan
4. Fitur
5. Keandalan
6. Tahan
lama
7. Kualitas
kesesuaian
8. Kecocokan
penggunaan
Berdasarakan
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah standar atau
spesifikasi yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk dapat
dikatakan berkualitas jika produk tersebut sesuai dengan standar atau
spesifikasi yang telah ditetapkan.
Biaya
kualitas yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan,
pengidentifikasikan, perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah
dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai
akibat rendahnya kualitas.
Biaya
kualitas adalah biaya yang terjadi karena kualitas produk yang dihasilkan
rendah. Dengan demikian biaya kualitas berhubungan dengan kreasi, identifikasi,
reparasi, dan pencegahan terjadinya produk yang tidak sempurna. biaya kualitas
yaitu biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah atau
biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang berkualitas
rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas
adalah biaya-biaya yang terjadi akibat gagalnya suatu produk atau jasa atau
rendahnya kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan.
2.10 Penggolongan Biaya Kualitas
Komponen
biaya kualitas dapat diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi, yaitu:
a.
Biaya pencegahan (Prevention cost)
Biaya pencegahan
terjadi untuk menghindari kualitas yang buruk. Biaya pencegahan adalah biaya
yang terjadi untuk menghalangi produksi dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Item biaya pencegahan antara lain biaya rencangan desain, rancangan proses,
evaluasi pemasok, pemeliharaan perlengkapan, pencegahan, dan pelatihan
kualitas. Biaya pencegahan apabila naik maka diharapkan cost of failure turun. Dengan demikian biaya pencegahan dikeluarkan
untuk menurunkan jumlah produk yang tidak memenuhi syarat (nonconforming unit). Contoh biaya pencegahan terdiri dari rekayasa
ulang kualitas, pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, audit kualitas,
pengkajian rancangan, dan quality circles.
b.
Biaya penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian sebagai
biaya yang terjadi untuk menditeksi unit individu mana yang tidak memenuhi
spesifikasi. Contohnya biaya inspeksi dan biaya pengujian produk.
c.
Biaya kegegalan internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan
internal adalah biaya yang terjadi pada suatu produk yang cacat sebelum dikirim
ke pelanggan. Contohnya yaitu biaya cacat produksi, pengerjaan kembali, biaya
sisa, pemeliharaan dari kerusakan dan kegagalan internal pada rancangan produksi/proses.
d.
Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Biaya kegagalan
eksternal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan kualitas
setelah produk atau jasa yang tidak dapat diterima mencapai pelanggan. Contoh
biaya kegagalan eksternal yaitu biaya penanganan keluahan dan klaim pelanggan,
biaya penggantian garansi, biaya perbaikan dan ongkos kirim produk yang
dikembaliakn, biaya tuntutan lebih jauh dari pelanggan karena menerima produk
yang tidak memenuhi standar kualitas.
Struktur
biaya kualitas sangat dipengaruhi oleh interaksi antara keempat jenis biaya
kualitas , yaitu prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, dan eksternal
failure cost. Keempat komponen biaya ini bersama-sama akan mempengaruhi
biaya kualitas. Adapun perilaku masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
a. Kenaikan
prevention cost akan menghasilkan pengurangan defect (cacat) yang pada gilirannya akan mengurangi appraisal cost, karena pengurangan defect ini akan menyebabkan berkurangnya
biaya untuk inspeksi dan test produk yang dihasilkan sudah tidak mengandung defect lagi.
b. Kenaikan
prevention cost juga mempengaruhi
biaya kegagalan karena berkurangnya defect
berarti untuk mengelolah defect itu
sendiri. Jadi apabila prevention cost
tinggi, maka internal dan external failure
cost akan rendah.
c. Pengurangan
biaya kualitas total akan menyebabkan peningkatan level kualitas produk dan
perbaikan produktivitas perusahaan.
Prevention
dan appraisal cost merupakan biaya
kualitas yang dapat dikendalikan oleh produsen (controllable quality cost). Artinya, tinggi rendahnya biaya ini
dapat ditentukan terlebih dahulu oleh produsen. Perencanaan dan pelaksanaan
proses produksi yang baik akan menyebabkan tingkat defect yang semakin rendah. Defect
yang semakin rendah ini pada gilirannya akan mengurangi internal dan eksternal
failure cost yang tidak dapat dikendalikan oleh produsen (uncontrollable quality cost). Biaya ini
muncul akibat adanya defect. Dengan kata lain, tinggi rendahnya uncontrollable quality cost ini muncul
akibat adanya perlakuan atau sikap produsen terhadap controllable quality cost.
2.11
Pelaporan Biaya Kualitas
Tujuan utama
pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian,
dan pengambilan keputusan manajerial. Contoh laporan biaya kualitas dapat
dilihat pada tabel dibawah ini
Tabel
2.1
PT.
ABC Laporan Biaya kualitas Untuk tahun yang berakhir
Tanggal 31 maret 20XX
Deskripsi
|
Jumlah
Biaya Kualitas
(Rp)
|
Biaya
pencegahan
Biaya pelatihan kualitas
Biaya rekayasa kualitas
Biaya pencegahan total
Biaya
penilaian:
Biaya inspeksi bahan baku
Biaya akseptasi produk
Biaya akseptasi proses
Biaya penilaian total
Biaya
kegagalan internal:
Biaya sisa bahan
Biaya pengerjaaan ulang
Biaya kegagalan internal total
Biaya
kegagalan eksternal:
Biaya penanganan keluhan pelanggan
Biaya jaminan
Biaya perbaikan
Biaya kegagalan eksternal total
Biaya kualitas total
|
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
|
2.12 Manfaat Informasi Biaya
Kualitas
Penggunaan informasi biaya kualitas
untuk keputusan-keputusan implementasi program kualitas dan untuk mengevaluasi
efektifitas program tersebut, setelah diimplementasikan, hanya merupakan salah
satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan-penggunaan
pentingnya juga diidentifikasikan.
a. Penetapan
Harga Strategis
Informasi
biaya kualitas dan implementasi program pengendalian kualitas total berguna
untuk pengambilan keputusan strategis yang signifikan. Meningkatkan kualitas
bukanlah sebuah obat yang mujarab. Pengurangan biaya yang ditawarkan ternyata
tidak mampu menutupi penurunan harga secara sekaligus.
b. Analisis
Produk Baru
Pentingnya
pengklasifikasikan lebih lanjut dari biaya kualitas menurut perilaku. Penting
identifikasi dan pelaporan biaya kualitas secara terpisah. Produk baru
dirancang untuk mengurangi biaya kualitas dan hanya dengan mengetahui teknik
penetapan biaya kualitaslah dapat menemukan kesalahan dalam analisis laba rugi
siklus hidup.
2.13 Profitabilitas
Profitabilitas
merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat
profitabilitas akan menggambarkan posisi laba perusahaan Profitabilitas juga
mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam
jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai
prospek yang baik di masa yang akan datang. Profitabilitas tidak terbatas hanya
pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan,
terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan
perusahaan. Setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan
profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan
usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Operasi bisnis perusahaan dapat dikatakan berhasil
apabila dari masa ke masa dapat mengumpulkan keuntungan secara memadai, dengan
jumlah dan tingkat keuntungan yang memadai manajemen perusahaan dapat
meningkatkan kepercayaan para pemilik serta para investor yang berniat membeli
saham baru. Disamping itu perusahaan juga dapat membina kepercayaan para
kreditur untuk menyediakan fasilitas pinjaman yang dibutuhkan.
2.14 Hubungan Biaya Kualitas Dengan
Profitabilitas
Penggolongan
biaya kualitas kedalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian,
biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai perangkat
bagi manajemen atau pihak lain untuk mempermudah melakukan analisis terhadap
elemen-elemen biaya kualitas baik itu dari segi perilakunya maupun hubungan
antar masing-masing elemen dari biaya tersebut serta pengaruhnya terhadap
variabel lain diluar biaya kualitas, misalnya dengan tingkat produktivitas dan
profitabilitas perusahaan. Empat golongan biaya kualitas tersebut dapat
dikelompokan lagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu biaya pengendalian / cost of control yang terdiri dari biaya
pencegahan dan peniaian. Semakin besar perusahaan menginvestasikan modalnya
pada aktifitas pengendalian, maka semakin kecil biaya kegagalan terjadi.
Meningkatnya
biaya pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan akan menyebabkan biaya
penilaian yang dikeluarkan juga akan meningkat. Hal itu terjadi karena kedua
biaya tersebut merupakan suatu kesatuan usaha pengendalian yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas. Usaha pengendalian kualitas yang dilakukan dengan
melakukan biaya pencegahan dan penilaian akan menyebabkan berkurangnya kualitas
produk cacat yang dihasilkan sebelum produk tersebut dikirim ke konsumen. Menurunnya
produk cacat tersebut maka biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk
yang cacat (biaya kegagalan internal) akan semakin menurun. Menurunnya produk
cacat sebelum dikirim ke pelanggan, maka ini akan berdampak kepada jumlah
produk yang rusak di pelanggan akan menurun, sehingga akan mengurangi tingkat
retur atas produk cacat dari pelanggan dan tentu ini berdampak pada menurunnya
biaya garansi (jaminan) dan perbaikan yang merupakan komponen biaya kegagalan
eksternal.
Biaya
kegagalan internal dan eksetrnal akan menurun apabila pencegahan dan penilaian
meningkat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan
meningkat, karena produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa
memiliki suatu kecacatan baik sebelum maupun setelah produk akan sesuai dengan
spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu kecacatan baik sebelum maupun
setelah produk dikirim ke konsumen.
Meningkatnya
kualitas produk juga dapat menurunkan biaya produksi melalui reduksi atau
eliminasi dari biaya kegagalan internal yang memiliki porsi yang paling besar
jika dibandingkan dengan biaya penilaian maupun pencegahan dalam biaya
produksi. Produk yang berkualitas akan menyebabkan rendahnya persediaan di
gudang, baik persediaan bahan baku, suku cadang dan produk jadi. Sebab
perusahaan dapat mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan sebelumnya sehingga perputaran persediaan menjadi lebih lancar dan
tentunya pendapatan/laba akan dapat terealisir dengan lebih cepat. Sementara
itu pelanggan merasa bahwa produk yang berkualitas itu adalah produk yang
memiliki nilai yang tinggi sehingga memungkinkan naiknya harga jual serta
mendapatkan pangsa pasar yang luas.
2.15 Penelitian Terdahulu
No
|
Nama
Peneliti / tahun
|
Judul
|
Tujuan
|
Metode
penelitian
|
Hasil
Penelitian
|
Persamaan
|
Perbedaaan
|
1.
|
D
N B (2013)
|
Penerapan
Biaya Kualitas Untuk
Meningkatkan
Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Tani
|
Untuk
mengetahui apakah PT tani telah menerapkan dan melaporkan biaya kualitas
dan juga apakah biaya kualitas dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi
|
Metode
analisa yang digunakan adalah metode deskriptif.
|
Biaya
kualitas ternyata sangat berpengaruh terhadap penggunaan biaya produksi.
|
Peneliti
melakukan penelitian mengenai faktor yang sama yaitu biaya kualitas
|
Subjek
dan objek dalam penelitian berbeda.
|
2.
|
B
S (2005)
|
Pengaruh
Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Y Bandung
|
Untuk
mengetahui realisasi biaya kualitas dan profitabilitas.
|
Metode
deskriptif
|
Berhasil
meningkatkan profitabilitas perusahaan karena biaya kualitas dapat dikontrol.
|
Menggunakan
biaya kualitas dan profitabilitas
|
Objek
dalam penelitian berbeda.
|
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian
yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, mendefinisikan:
“a descripive study is undertaken in order to ascertain and be able to
describe the characteristics of the variables of interest in a situation”
Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan suatu
keadaan dalam bentuk data dan menganalisa data tersebut.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan
ini dilaksanakan di PT. X
3.3 Prosedur Penelitian
Langkah- langkah
yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu :
1. Pendahuluan
Mempelajari teori-teori yang berkaitan
dengan masalah yang berkaitan dengan biaya kualitas dan teori pendukung lainnya
dan melakukan survey awal pada perusahaan yang diteliti untuk mengetahui
gambaran umum perusahaan.
2. Mengajukan
permohonan penelitian
Memasukan surat permohonan penelitian dengan
pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk melakukan penelitian pada objek yang
digunakan.
3. Pengumpulan
Data
Tahap ini peneliti mulai mengumpulkan data
pendukung penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi, yaitu data
mengenai profil perusahaan yang berisi visi dan misi, struktur organisasi,
berbagai produk yang dihasilkan, biaya produksi yang ada.
4. Pengelolahan
Data
Tahap ini peneliti menganalisis biaya-biaya
yang berhubungan dengan kualitas, menghitung biaya dari setiap kegiatan yang
berkaitan dengan biaya kualitas dan membandingkan biaya kualitas dengan
perkiraan perubahan biaya kualitas, serta menganalisis efisiensi biaya
produksi.
5. Penutup
Menarik
kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.
3.4
Metode Pengumpulan Data
3.4.1 Jenis data
Jenis data yang
digunakan penulis pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk
angka-angka. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik.
3.4.2 Sumber Data
Berdasarkan
sumbernya data dapat dibedakan menjadi:
1. Data
primer
Merupakan
data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data primer dalam penilitan ilmiah
selain survei yaitu observasi langsung, yaitu proses pencatatan pola perilaku
subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya
pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Data primer
merupakan data yang dikumpulkan oleh perorangan atau organisasi perusahaan yang
merupakan obyek penelitian dimana data tersebut merupakan data yang belum di
oleh dan di ambil langsung.
2. Data
sekunder
Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain Data sekunder yang diambil, diperoleh dari
hasil literatur kuliah, makalah, jurnal, serta literatur-literatur lainnya yang
berhubungan dengan penelitian serta refrensi lainnya yang relevan dangan
penelitian ini.
3.5
Teknik Pengumpulan Data
Dalam
penelitian ini, teknik pengumpulan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1. Teknik
Wawancara, yaitu proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi
dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian.
Dalam hal ini penulis mendapatkan informasi dari bagian pembelian (purchasing).
2. Teknik
Dokumentasi, selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa
diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, jurnal
kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk
menggali informasi yang terjadi di masa silam.
3.6
Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini, menggunakan
metode analisis deskriptif. Yaitu, metode yang menggambarkan atau menguraikan
hasil penelitian melalui pengungkapan berupa narasi, grafik, maupun gambar.
Tahap-tahap
analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menggolongkan
biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya kualitas.
2. Melakukan
perhitungan biaya kualitas.
3. Melakukan
pelaporan terhadap perhitungan biaya kualitas.
4. Melakukan
perbandingan terhadap biaya kualitas sesungguhnya dengan taksiran.
3.7 Definisi Operasional
1.
Akuntansi
Biaya
Akuntansi
biaya merupakan salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk
mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan melaporkan tentang informasi
biaya.
2.
Biaya
Kualitas
Biaya kualitas (cost of quality)
merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk atau jasa.
3.
Biaya
Pencegahan
Biaya pencegahan merupakan biaya yang timbul akibat
adanya upaya untuk mencegah rendahnya kualitas jasa yang diberikan.
4.
Biaya Penilaian
Biaya penilaian merupakan biaya yang timbul akibat
adanya upaya evaluasi / audit secara berkesinambungan terhadap standar jasa
untuk memenuhi harapan pelanggan.
5.
Biaya
Kegagalan Internal
Biaya kegagalan internal merupakan biaya
yang timbul akibat ketidaksesuaian proses internal untuk menghasilkan jasa
sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kebutuhan pelanggan.
6.
Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya Kegagalan Eksternal merupakan
biaya yang timbul sebagai akibat ketidaksesuaian produk/jasa dengan kebutuhan pelanggan
sehingga berdampak pada hilangnya pangsa pasar.
7.
Profitabillitas
Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri.