Rabu, 12 Februari 2014

Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. X



BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian
Era globalisasi ekonomi dunia saat ini membuat manajemen perusahaan saling bersaing dan berkompetisi dalam berbisnis. Kompetisi yang semakin ketat ini secara langsung memberikan tekanan kepada perusahaan untuk senantiasa meningkatkan kualitas produknya baik itu barang maupun jasa dalam upaya meningkatkan kepuasan pelanggan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak dapat dicapai begitu saja tanpa adanya usaha yang maksimal dari usaha perusahaan yang bersangkutan. Usaha yang dapat ditempuh oleh perusahaan antara lain dengan jalan menentukan tujuan yang pasti yang harus ditentukan dengan tepat dan metode pencapainnya harus direncanakan serta dilakukan dengan semestinya.
Perusahaan agar dapat mempertahankan aktivitas operasi dan manajemen yang baik, maka harus terus melakukan perbaikan dari periode ke periode. Perbaikan itu diantaranya adalah kualitas produk, inovasi, ketepatan waktu saat produksi, dan memangkas biaya yang tidak perlu terjadi. Perusahaan harus memperluas pangsa pasarnya agar bisa mencapai penjualan produk hingga ke luar negeri, dengan mengikuti standar kualitas internasional. Semakin meningkatnya persaingan dalam dunia usaha maka semakin banyak perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Bagi perusahaan yang profit oriented, laba merupakan hal penting yang ingin dicapai perusahaan untuk mempertahankan eksistensinya. Dengan meningkatkan kualitas dapat menjadi kunci perjuangan hidup perusahaan. Karena, dengan meningkatnya kualitas dapat memperbaiki keuangan perusahaan dan posisi persaingan. Hal ini membuat perusahaan untuk tidak dapat memilih alternatif lain selain memperbaiki kembali produk untuk menghasilkan produk yang baik dan tetap mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan.    
Semakin meningkatnya kualitas produk maka akan semakin memperluas daerah pemasaran dan perusahaan dapat menjadi lebih bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain dengan cara meningkatkan produktifitas dan memperbaiki kualitas. Memperbaiki kualitas secara terus menerus merupakan sesuatu yang penting dalam membangun masa depan bisnis yang berkelanjutan. Pertanyaan adalah  bagaimana kualitas ini dapat diukur sehingga dapat digunakan sebagai alat perencanaan, pengendalian, atau bahkan pengambilan keputusan atas kualitas dari suatu produk yang dihasilkan. Pengukuran kualitas melalui biaya kualitas dapat dilakukan karena kualitas tidak hanya dapat ditentukan oleh gambaran visual bentuk fisik saja, tetapi juga dapat dilihat dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh produk yang berkualitas tersebut.
Biaya kualitas adalah biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang berkualitas. Perbaikan kualitas produk sangat penting, sehingga produk dapat dijual dengan harga yang lebih tiggi, akan tetapi konsumen lebih menginginkan produk yang murah tetapi berkualitas. Hal ini dapat membuat konsumen mencari perusahaan lain yang menjual produk dengan harga yang murah dengan kualitas yang baik. Biaya kualitas akan semakin meningkat jumlahnya jika pihak manajemen tidak memberikan perhatian yang khusus dalam masalah kualitas. Peningkatan kualitas secara berkesinambungan diharapakan dapat mengurangi biaya karena terjadi pemborosan akibat rendahnya kualitas, pengerjaan ulang suatu produk karena ketidaksesuaian dengan standar dan biaya lain-lain, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dari penjualan dan mengurangi biaya.
Produk dengan kualitas yang sesuai dengan yang distandarkan perusahaan diperoleh dengan mengadakan pengawasan bahkan sebelum proses produksi dimulai. Pemrosesan dilanjutakan dengan menghasilkan produk jadi sebagai hasil produksinya yang diharapkan mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dari pada sebelum diproses. Kemampuan dalam mengendalikan operasi dipakai perusahaan secara efektif dan efisien terutama yang menyangkut dangan peningkatan laba yang dijadikan sebagai evaluasi manajemen perusahaan dan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh pemimpin.
Berapa besar biaya sebenarnya yang dikeluarkan perusahaan dalam pengendalian kualitasnya dan kegiatan apa saja yang menefisienkan biaya yang terjadi tanpa menurunkan kualitas produk yang dihasilkan dapat diketahui dengan menganalisis biaya kualitas. Pencegahan terhadap timbulnya produk cacat membuat biaya produksi akan menjadi efisien karena perusahaan tidak perlu menurunkan harga jual produknya karena cacat dan tidak perlu mengerjakan ulang produk cacat, sehingga bahan baku dan tenaga kerja yang ada dapat digunakan seefisien mungkin.
Membahas mengenai pengukuran terhadap kualitas, tidak akan terlepas dengan aspek kuantitatif yang melekat padanya, yaitu mengenai biaya kualitas (cost of quality). Biaya kualitas ini merupakan salah satu cara menerjemahkan bahasa kualitas kedalam bahasa yang dapat di kuantifikasikan sehingga memudahkan dalam pengukurannya. Biaya kualitas merupakan indikator finansial kinerja kualitas perusahaan. Biaya kualitas dapat diartikan sebagai pengorbanan yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk. Sementara itu biaya kualitas sendiri dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu pengendalian yang terdiri dari biaya pencegahan (prevention cost) dan biaya penilaian (apprasial cost) serta biaya kegagalan yang terdiri dari biaya kegagalan internal (internal failure cost) dan biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Paparan  sebelumnya bahwa biaya kualitas sebagai ukuran kuantitatif yang dipergunakan untuk mengukur kualitas dan pengaruhnya terhadap tingkat profitabilitas perusahaan , maka penulis tertarik untuk membahas dan meneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh biaya kualitas terhadap tingkat profitabilitas perusahaan serta untuk mengetahui apakah dengan adanya biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan akan memberikan andil terhadap peningkatan profitabilitas atau tidak.
Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul “Analisis Biaya Kualitas Dalam Meningkatkan Profitabilitas Pada PT. X”
1.2 Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dari peneliatan ini adalah sebagai berikut:
1.         Bagaimana realisasi biaya kualitas di perusahaan?
2.         Bagaimana dengan tingkat profitabilitas perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.         Untuk mengetahui bagaimana realisasi biaya kualitas di perusahaan
2.         Untuk mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1.         Bagi perusahaan
Diharapakan dapat memberikan informasi berkaitan dengan biaya kualitas yang dapat digunakan dalam menetapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang terhadap profitabilitas perusahaan
2.      Bagi penulis
Menambah wawasan keilmuan serta memberikan manfaat dalam hal implementasi dan penerapan teori akuntansi terutama mengenai biaya kualitas pada perusahaan.



3.      Bagi pihak lain
Dapat digunakan untuk menambah wawasan pengetahuan terapan dan juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi atau pembanding yang dapat membantu dalam pengembangan penelitian sejenis.


















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Akuntansi
Akuntansi (accounting) merupakan suatu kegiatan yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi tertentu kepada pihak-pihak yang berkepentingan, untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi. Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pembuat keputusan.
Fungsi utama akuntansi adalah sebagai informasi keuangan suatu organisasi. Dari laporan akuntansi kita bisa melihat posisi keuangan suatu organisasi beserta perubahan yang terjadi didalamnya. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan meliputi investor, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, masayarakat, pemegang saham dan manajer. Disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang merupakan suatu ringkasan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
2.2 Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen terdiri dari dua kata yaitu akuntansi dan manajemen. Akuntansi sendiri berarti proses pengukuran, analisis, pencatatan dan pelaporan terhadap seluruh kejadian ekonomi. Manajemen lebih diartikan pada proses manajemen yang terdiri dari aktivitas perencanaan, perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh internal organisasi yaitu manajer dan pegawai yang di beri wewenang dalam mengelola usahanya. Akuntansi manajemen adalah salah satu bidang akuntansi yang salah satu tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu satuan usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian, pengaraan serta pengendalian.
Manajemen terdiri dari banyak aktivitas, termasuk mengambil keputusan, memberikan perintah, menetapkan kebijakan, menyediakan tugas dan imbalan, serta memperkerjakan orang-orang untuk melaksanakan kebijakan. Manajemen menetapkan tujuan  yang akan dicapai dengan mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilannya dengan kemampuan karyawan. Fungsi dasar dari manajemen yang terdiri atas perencanaan , pengorganisasian, dan pengendalian secara efektif agar dapat berhasil. Ketiga fungsi tersebut membutuhkan partisipasi dari seluruh tingkatan manajemen.
Berdasarkan hubungan dengan objek informasi, alternatif yang akan dipilih dan wewenang manajer, informasi akuntansi manajemen dapat dibagi atas tiga tipe informasi akuntansi menurut Ahmad (2011:3) yaitu:
a.       Jika akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi, seperti produk, departemen, atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi penuh.
b.      Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan alternatif yang akan dipilih, maka akan dihasilkan konsep informasi akuntansi diferensial yang sangat diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan pemilihan alternatif.
c.       Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang manajer, dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban, yang terutama bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
Ketiga tipe informasi akuntansi manajemen tersebut dapat meliputi aktiva, pendapatan, dan atau biaya. Informasi akuntansi manajemen menyangkut informasi masa lalu dan informasi masa yang akan datang, tergantung untuk apa informasi tersebut disajikan.
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang lalu bermanfaat untuk pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan untuk menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pernyataan “berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu?”, dan penentuan harga jual dalam cost-type contract. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi mana yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah.
Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok yaitu merupakan informasi masa yang akan datang dan informasi yang berbeda di antara alternatif yang akan dipilih. Informasi diperlukan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan alternatif tindakan yang terbaik diantara alternatif yang tersedia. Pengambilan keputusan selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah informasi masa yang akan datang.
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk penilaian kinerja manajer dan pemotivasian manajer. Informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan anggaran.

2.3 Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya. Akuntansi biaya menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Akuntansi biaya mengukur dan melaporkan setiap informasi keuangan dan non keuangan yang terkait dengan biaya perolehan atau pemanfaatan sumber daya dalam suatu organisasi. Akuntansi biaya memasukan bagian-bagian akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan tentang bagaimana informasi biaya dikumpulkan dan dianalisis.
Disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan proses pencatatan, perhitungan, penganalisisan dan pelaporan berbagai macam biaya yang terjadi didalam kegiatan suatu perusahaan. Akuntansi biaya merupakan alat bagi manajemen dalam merencanakan, mengorganisir, mengawasi perusahaan agar tercapai tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

2.4 Manfaat Akuntansi Biaya
Manfaat terbesar dari akuntansi biaya adalah timbulnya sikap “sadar akan biaya”. Harga pokok produksi dan jasa merupakan refleksi kemampuan suatu organisasi dalam memproduksi barang dan jasa, semakin tinggi kemampuan mengelola maka akan semakin baik produk dan jasa yang ditawarkan pada pelanggan baik dari sisi harga maupun kualitas. Manfaat lain dari akuntansi biaya adalah:
1.       Sebagai pemasok informasi dasar untuk menentukan harga jual produk barang dan jasa.
2.      Sebagai bagian dari alat pengendalian manajemen, terutama yang berkaitan dengan pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban.
3.      Sebagai pemasok informasi pada pihak eksternal berkenaan dengan seluruh aspek biaya operasi, misalnya saja untuk kepentingan pajak.
Akuntansi biaya memberikan klasifikasi dan pembagian biaya yang tepat dalam mengontrol bahan baku, bahan penolong, upah tenaga kerja dan biaya-biaya tak langsung menetapkan standar untuk mengukur efisiensi, memberikan data dan menyusun anggaran serta untuk menetapkan harga pokok produk atau jasa yang dihasilkan.

2.5 Tujuan Akuntansi Biaya
            Akuntansi biaya merupakan bagian dari ilmu akuntansi dan telah berkembang menjadi tools of mangement, yang berfungsi menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. informasi biaya diperlukan oleh manajemen untuk tujuan sebagai berikut:
1.      Penentuan Harga Pokok
Dalam penentuan harga pokok, biaya-biaya dihimpun menurut pekerjaan (job), bagian-bagian (departements) atau dirinci lagi menurut pusat-pusat biaya (cost pools), produk-produk dan jasa-jasa.

2.      Perencanaan Biaya
Akuntansi biaya menyediakann informasi yang dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan operasi jangka pendek dan keputusan alokasi sumber daya jangka panjang dan merumuskan strategi-strategi untuk masa yang akan datang, antara lain mengenai:
a.       Harga jual dan volume penjualan
b.      Profitabilitas dari produk
c.       Pembelian
d.      Pengeluaran barang model
e.       Perluasan pabrik
3.      Pengendalian Biaya
Pengendalian merupakan usaha manajemen untuk mencapai tujuan yang telah diterapkan dengan melakukan perbandingan secara terus-menerus antara pelaksanaan dengan rencana. Melalui proses membandingkan hasil yang sesungguhnya dengan program atau anggaran yang disusun, maka manajemen dapat melakukan penlitian atas efisiensi usaha dan kemampuan memperoleh laba dari berbagai produk.
4.      Dasar Untuk Pengambilan Keputusan Yang Khusus
Akuntansi biaya memberikan informasi biaya yang berbeda agar dapat dibandingkan dengan pendapatan (revenue) dari berbagai tindakan alternatif yang akan dipilih oleh manajemen.
Berdasarkan informasi ini maka manajemen dapat membuat keputusan-keputusan perencanaan yang menyangkut masalah-masalah khusus, seperti:
a.       Membuat produk baru
b.      Menghentikan atau meneruskan suatu produk terntentu
c.       Menerima atau menolak pesanan-pesanan tertentu
d.      Membeli atau membuat sendiri
e.       Menjual langsung atau memproses lebih lanjut

2.6 Sistem Akuntansi Biaya
Sistem akuntansi biaya (cost system) dapat dikelompokan menjadi dua sistem yaitu:
1.      Actual Cost System atau disebut sistem biaya historis (historical cost system), biaya dikumpulkan dan diperhitungkan terhadap harga pokok produk berdasarkan biaya yang telah terjadi, atau biaya yang telah dikeluarkan/dimasukkan dalam suatu proses produksi. Pada sistem ini, harga pokok produksi baru dapat dihitung pada akhir periode setelah biaya sesungguhnya dikumpulkan.
2.      Standard Cost System, harga pokok produksi serta operasi produksi dihitung berdasarkan biaya yang telah ditentukan dimuka (pre-determined cost) baik dari segi kualitas maupun nilai uangnya.

2.7 Biaya
Biaya dalam arti luas yaitu sebagai berikut: “Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”.
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau dimasa datang bagi organisasi”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang dikorbankan guna mendapatkan barang dan jasa yang diinginkan.

2.8 Penggolongan Biaya
Biaya dapat digolongkan menurut:
1.      Objek Pengeluaran
2.      Fungsi pokok dalam perusahaan
3.      Hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
4.      Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
5.      Jangka waktu manfaatnya.

Keterangan diatas mengenai penggolongan biaya, dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Penggolongan Biaya menurut objek pengeluaran
Dalam cara penggolongan ini, nama objek pengeluaran merupakan dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar disebut “Biaya bahan bakar”.
2.      Penggolongan biaya menurut fungsi pokok perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, ada tiga fungsi pokok biaya, maka biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a.       Biaya produksi
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengelolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Secara garis besar biaya produksi ini dibagi menjadi adalah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
b.      Biaya pemasaran
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk, seperti biaya iklan, biaya promosi, dan biaya angkutan.
c.       Biaya Administrasi dan Umum
Merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk, seperti biaya gaji karyawan Bagian Keuangan, Akuntansi, Personalia, dan Bagian Hubungan Masyarakat.

3.      Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai
Sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen. Hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi dua golongan yaitu:
a.       Biaya Langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi karena adanya sesuatu yang dibiayai, sehingga dapat mudah diidentifikasikan atau dilacak pada objek biaya. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku, dan biaya tenaga kerja langsung.
b.      Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, sehingga biaya ini tidak mudah untuk diidentifikasikan atau dilacak pada objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya overhead pabrik.
4.      Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan
Dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi:
a.       Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan.

b.      Biaya Semivariabel
Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan perubahan volume kegiatan, biaya ini mengandung unsur biaya tetap dan unsur biaya variabel.
c.       Biaya Semifixed
Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu.
d.      Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume kegiatan tertentu.
5.      Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a.       Pengeluaran modal (capital expenditure)  
Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Pengeluaran modal ini pada saat terjadinya dibebankan dalam tahun-tahun yang menikmati manfaatnya dengan cara didepresasi, diamortisasi, atau deplesi.
b.      Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Pengeluaran pendapatan adalah biaya hanya mempunyai manfaat dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut. Pada saat terjadinya, pengeluaran pendapatan ini dibebankan sebagai biaya dan dipertemukan dengan pendapatan yang diproleh dari pengeluaran biaya tersebut.
            Penggolongan biaya ini diperlukan untuk mengembangkan data biaya yang dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Penggolongan biaya ini didasarkan pada hubungan biaya dengan objek pengeluaran, fungsi pokok perusahaan, sesuatu yang dibiayai, volume kegiatan, dan jangka waktu manfaatnya.
     
2.9 Biaya Kualitas
American Society for quality control mendefinisikan kualitas sebagai ciri dan karakteristik total dari suatu produk atau suatu jasa yang dibuat atau dilakukan menurut spesifikasi untuk memuaskan pelanggan pada saat membeli dan selama penggunaan. Secara umum kualitas adalah “derajat atau tingkat kesempurnaan”. Kualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan. Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
            Delapan dimensi kualitas:
1.      Kinerja
2.      Estetika
3.      Kemudahan perawatan dan perbaikan
4.      Fitur
5.      Keandalan
6.      Tahan lama
7.      Kualitas kesesuaian
8.      Kecocokan penggunaan
Berdasarakan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah standar atau spesifikasi yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk dapat dikatakan berkualitas jika produk tersebut sesuai dengan standar atau spesifikasi yang telah ditetapkan.
Biaya kualitas yaitu biaya-biaya yang berkaitan dengan pencegahan, pengidentifikasikan, perbaikan, dan pembetulan produk yang berkualitas rendah dan dengan opportunity cost dari hilangnya waktu produksi dan penjualan sebagai akibat rendahnya kualitas.
Biaya kualitas adalah biaya yang terjadi karena kualitas produk yang dihasilkan rendah. Dengan demikian biaya kualitas berhubungan dengan kreasi, identifikasi, reparasi, dan pencegahan terjadinya produk yang tidak sempurna. biaya kualitas yaitu biaya yang mengacu pada biaya-biaya yang terjadi untuk mencegah atau biaya-biaya yang timbul sebagai hasil dari memproduksi suatu produk yang berkualitas rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa biaya kualitas adalah biaya-biaya yang terjadi akibat gagalnya suatu produk atau jasa atau rendahnya kualitas dari produk atau jasa yang dihasilkan.

2.10 Penggolongan Biaya Kualitas 
Komponen biaya kualitas dapat diklasifikasikan ke dalam 4 klasifikasi, yaitu:
a.                   Biaya pencegahan (Prevention cost)
Biaya pencegahan terjadi untuk menghindari kualitas yang buruk. Biaya pencegahan adalah biaya yang terjadi untuk menghalangi produksi dari produk yang tidak memenuhi spesifikasi. Item biaya pencegahan antara lain biaya rencangan desain, rancangan proses, evaluasi pemasok, pemeliharaan perlengkapan, pencegahan, dan pelatihan kualitas. Biaya pencegahan apabila naik maka diharapkan cost of failure turun. Dengan demikian biaya pencegahan dikeluarkan untuk menurunkan jumlah produk yang tidak memenuhi syarat (nonconforming unit). Contoh biaya pencegahan terdiri dari rekayasa ulang kualitas, pelatihan kualitas, perencanaan kualitas, audit kualitas, pengkajian rancangan, dan quality circles.
b.                  Biaya penilaian (appraisal cost)
Biaya penilaian sebagai biaya yang terjadi untuk menditeksi unit individu mana yang tidak memenuhi spesifikasi. Contohnya biaya inspeksi dan biaya pengujian produk.
c.                   Biaya kegegalan internal (internal failure cost)
Biaya kegagalan internal adalah biaya yang terjadi pada suatu produk yang cacat sebelum dikirim ke pelanggan. Contohnya yaitu biaya cacat produksi, pengerjaan kembali, biaya sisa, pemeliharaan dari kerusakan dan kegagalan internal pada rancangan produksi/proses.
d.                  Biaya kegagalan eksternal (eksternal failure cost)
Biaya kegagalan eksternal yaitu biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kerusakan kualitas setelah produk atau jasa yang tidak dapat diterima mencapai pelanggan. Contoh biaya kegagalan eksternal yaitu biaya penanganan keluahan dan klaim pelanggan, biaya penggantian garansi, biaya perbaikan dan ongkos kirim produk yang dikembaliakn, biaya tuntutan lebih jauh dari pelanggan karena menerima produk yang tidak memenuhi standar kualitas.
Struktur biaya kualitas sangat dipengaruhi oleh interaksi antara keempat jenis biaya kualitas , yaitu prevention cost, appraisal cost, internal failure cost, dan eksternal failure cost. Keempat komponen biaya ini bersama-sama akan mempengaruhi biaya kualitas. Adapun perilaku masing-masing komponen adalah sebagai berikut:
a.       Kenaikan prevention cost akan menghasilkan pengurangan defect (cacat) yang pada gilirannya akan mengurangi appraisal cost, karena pengurangan defect ini akan menyebabkan berkurangnya biaya untuk inspeksi dan test produk yang dihasilkan sudah tidak mengandung defect lagi.
b.      Kenaikan prevention cost juga mempengaruhi biaya kegagalan karena berkurangnya defect berarti untuk mengelolah defect itu sendiri. Jadi apabila prevention cost tinggi, maka internal dan external failure cost akan rendah.
c.       Pengurangan biaya kualitas total akan menyebabkan peningkatan level kualitas produk dan perbaikan produktivitas perusahaan.
Prevention dan appraisal cost merupakan biaya kualitas yang dapat dikendalikan oleh produsen (controllable quality cost). Artinya, tinggi rendahnya biaya ini dapat ditentukan terlebih dahulu oleh produsen. Perencanaan dan pelaksanaan proses produksi yang baik akan menyebabkan tingkat defect yang semakin rendah. Defect yang semakin rendah ini pada gilirannya akan mengurangi internal dan eksternal failure cost yang tidak dapat dikendalikan oleh produsen (uncontrollable quality cost). Biaya ini muncul akibat adanya defect.  Dengan kata lain, tinggi rendahnya uncontrollable quality cost ini muncul akibat adanya perlakuan atau sikap produsen terhadap controllable quality cost.

2.11 Pelaporan Biaya Kualitas
Tujuan utama pelaporan biaya kualitas adalah memperbaiki dan mempermudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Contoh laporan biaya kualitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini







 Tabel 2.1
PT. ABC Laporan Biaya kualitas Untuk tahun yang berakhir Tanggal 31 maret 20XX
Deskripsi
Jumlah Biaya Kualitas
(Rp)
Biaya pencegahan
  Biaya pelatihan kualitas
  Biaya rekayasa kualitas
    Biaya pencegahan total

Biaya penilaian:
  Biaya inspeksi bahan baku
  Biaya akseptasi produk
  Biaya akseptasi proses
     Biaya penilaian total

Biaya kegagalan internal:
   Biaya sisa bahan
   Biaya pengerjaaan ulang
     Biaya kegagalan internal total

Biaya kegagalan eksternal:
   Biaya penanganan keluhan pelanggan
   Biaya jaminan
   Biaya perbaikan
   Biaya kegagalan eksternal total
       Biaya kualitas total


Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx


Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx


Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx


Rp. xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

















2.12 Manfaat Informasi Biaya Kualitas
            Penggunaan informasi biaya kualitas untuk keputusan-keputusan implementasi program kualitas dan untuk mengevaluasi efektifitas program tersebut, setelah diimplementasikan, hanya merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan-penggunaan pentingnya juga diidentifikasikan.
a.       Penetapan Harga Strategis
Informasi biaya kualitas dan implementasi program pengendalian kualitas total berguna untuk pengambilan keputusan strategis yang signifikan. Meningkatkan kualitas bukanlah sebuah obat yang mujarab. Pengurangan biaya yang ditawarkan ternyata tidak mampu menutupi penurunan harga secara sekaligus.
b.      Analisis Produk Baru
Pentingnya pengklasifikasikan lebih lanjut dari biaya kualitas menurut perilaku. Penting identifikasi dan pelaporan biaya kualitas secara terpisah. Produk baru dirancang untuk mengurangi biaya kualitas dan hanya dengan mengetahui teknik penetapan biaya kualitaslah dapat menemukan kesalahan dalam analisis laba rugi siklus hidup.

2.13 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis kinerja manajemen, tingkat profitabilitas akan menggambarkan posisi laba perusahaan Profitabilitas juga mempunyai arti penting dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka panjang, karena profitabilitas menunjukkan apakah badan usaha tersebut mempunyai prospek yang baik di masa yang akan datang. Profitabilitas tidak terbatas hanya pada pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak luar perusahaan, terutama pihak – pihak yang memiliki hubungan atau kepentingan dengan perusahaan. Setiap badan usaha akan selalu berusaha meningkatkan profitabilitasnya, karena semakin tinggi tingkat profitabilitas suatu badan usaha maka kelangsungan hidup badan usaha tersebut akan lebih terjamin.
Operasi bisnis perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila dari masa ke masa dapat mengumpulkan keuntungan secara memadai, dengan jumlah dan tingkat keuntungan yang memadai manajemen perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para pemilik serta para investor yang berniat membeli saham baru. Disamping itu perusahaan juga dapat membina kepercayaan para kreditur untuk menyediakan fasilitas pinjaman yang dibutuhkan.

2.14 Hubungan Biaya Kualitas Dengan Profitabilitas
Penggolongan biaya kualitas kedalam empat kategori yaitu biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal adalah sebagai perangkat bagi manajemen atau pihak lain untuk mempermudah melakukan analisis terhadap elemen-elemen biaya kualitas baik itu dari segi perilakunya maupun hubungan antar masing-masing elemen dari biaya tersebut serta pengaruhnya terhadap variabel lain diluar biaya kualitas, misalnya dengan tingkat produktivitas dan profitabilitas perusahaan. Empat golongan biaya kualitas tersebut dapat dikelompokan lagi kedalam 2 kelompok besar, yaitu biaya pengendalian / cost of control yang terdiri dari biaya pencegahan dan peniaian. Semakin besar perusahaan menginvestasikan modalnya pada aktifitas pengendalian, maka semakin kecil biaya kegagalan terjadi.
Meningkatnya biaya pencegahan yang dilakukan oleh perusahaan akan menyebabkan biaya penilaian yang dikeluarkan juga akan meningkat. Hal itu terjadi karena kedua biaya tersebut merupakan suatu kesatuan usaha pengendalian yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas. Usaha pengendalian kualitas yang dilakukan dengan melakukan biaya pencegahan dan penilaian akan menyebabkan berkurangnya kualitas produk cacat yang dihasilkan sebelum produk tersebut dikirim ke konsumen. Menurunnya produk cacat tersebut maka biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki produk yang cacat (biaya kegagalan internal) akan semakin menurun. Menurunnya produk cacat sebelum dikirim ke pelanggan, maka ini akan berdampak kepada jumlah produk yang rusak di pelanggan akan menurun, sehingga akan mengurangi tingkat retur atas produk cacat dari pelanggan dan tentu ini berdampak pada menurunnya biaya garansi (jaminan) dan perbaikan yang merupakan komponen biaya kegagalan eksternal.
Biaya kegagalan internal dan eksetrnal akan menurun apabila pencegahan dan penilaian meningkat. Hal ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk yang dihasilkan meningkat, karena produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu kecacatan baik sebelum maupun setelah produk akan sesuai dengan spesifikasi desain awal tanpa memiliki suatu kecacatan baik sebelum maupun setelah produk dikirim ke konsumen.
Meningkatnya kualitas produk juga dapat menurunkan biaya produksi melalui reduksi atau eliminasi dari biaya kegagalan internal yang memiliki porsi yang paling besar jika dibandingkan dengan biaya penilaian maupun pencegahan dalam biaya produksi. Produk yang berkualitas akan menyebabkan rendahnya persediaan di gudang, baik persediaan bahan baku, suku cadang dan produk jadi. Sebab perusahaan dapat mengerjakan proses produksi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan sebelumnya sehingga perputaran persediaan menjadi lebih lancar dan tentunya pendapatan/laba akan dapat terealisir dengan lebih cepat. Sementara itu pelanggan merasa bahwa produk yang berkualitas itu adalah produk yang memiliki nilai yang tinggi sehingga memungkinkan naiknya harga jual serta mendapatkan pangsa pasar yang luas.

2.15 Penelitian Terdahulu
No
Nama Peneliti / tahun
Judul
Tujuan
Metode penelitian
Hasil Penelitian
Persamaan
Perbedaaan
1.
D N B (2013)
Penerapan Biaya Kualitas Untuk
Meningkatkan Efisiensi Biaya Produksi Pada PT Tani
Untuk mengetahui apakah PT tani telah menerapkan dan melaporkan biaya kualitas dan juga apakah biaya kualitas dapat meningkatkan efisiensi biaya produksi
Metode analisa yang digunakan adalah metode deskriptif.
Biaya kualitas ternyata sangat berpengaruh terhadap penggunaan biaya produksi.
Peneliti melakukan penelitian mengenai faktor yang sama yaitu biaya kualitas
Subjek dan objek dalam penelitian berbeda.
2.
B S (2005)
Pengaruh Biaya Kualitas Terhadap Tingkat Profitabilitas Pada PT. Y Bandung
Untuk mengetahui realisasi biaya kualitas dan profitabilitas.
Metode deskriptif
Berhasil meningkatkan profitabilitas perusahaan karena biaya kualitas dapat dikontrol.
Menggunakan biaya kualitas dan profitabilitas
Objek dalam penelitian berbeda.

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah penelitian deskriptif, mendefinisikan:
a descripive study is undertaken in order to ascertain and be able to describe the characteristics of the variables of interest in a situation
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan dan mendeskripsikan suatu keadaan dalam bentuk data dan menganalisa data tersebut.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitan ini  dilaksanakan di PT. X

3.3 Prosedur Penelitian
Langkah- langkah yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan skripsi ini yaitu :


1.      Pendahuluan
   Mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang berkaitan dengan biaya kualitas dan teori pendukung lainnya dan melakukan survey awal pada perusahaan yang diteliti untuk mengetahui gambaran umum perusahaan.
2.      Mengajukan permohonan penelitian
   Memasukan surat permohonan penelitian dengan pimpinan Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk melakukan penelitian pada objek yang digunakan.
3.      Pengumpulan Data
   Tahap ini peneliti mulai mengumpulkan data pendukung penelitian yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi, yaitu data mengenai profil perusahaan yang berisi visi dan misi, struktur organisasi, berbagai produk yang dihasilkan, biaya produksi yang ada.
4.      Pengelolahan Data
   Tahap ini peneliti menganalisis biaya-biaya yang berhubungan dengan kualitas, menghitung biaya dari setiap kegiatan yang berkaitan dengan biaya kualitas dan membandingkan biaya kualitas dengan perkiraan perubahan biaya kualitas, serta menganalisis efisiensi biaya produksi.
5.      Penutup
Menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan.


3.4  Metode Pengumpulan Data
3.4.1   Jenis data
Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif merupakan data yang disajikan dalam bentuk angka-angka. Data kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numerik.

3.4.2   Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data dapat dibedakan menjadi:
1.      Data primer
Merupakan data yang diperoleh dari sumber aslinya. Data primer dalam penilitan ilmiah selain survei yaitu observasi langsung, yaitu proses pencatatan pola perilaku subyek (orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh perorangan atau organisasi perusahaan yang merupakan obyek penelitian dimana data tersebut merupakan data yang belum di oleh dan di ambil langsung.
2.      Data sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain  Data sekunder yang diambil, diperoleh dari hasil literatur kuliah, makalah, jurnal, serta literatur-literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian serta refrensi lainnya yang relevan dangan penelitian ini.
3.5  Teknik Pengumpulan Data
            Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang diperoleh adalah sebagai berikut:
1.      Teknik Wawancara, yaitu proses komunikasi atau interaksi untuk mengumpulkan informasi dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan informan atau subjek penelitian. Dalam hal ini penulis mendapatkan informasi dari bagian pembelian (purchasing).
2.      Teknik Dokumentasi, selain melalui wawancara dan observasi, informasi juga bisa diperoleh lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang terjadi di masa silam.

3.6  Metode Analisis Data
            Dalam penelitian ini, menggunakan metode analisis deskriptif. Yaitu, metode yang menggambarkan atau menguraikan hasil penelitian melalui pengungkapan berupa narasi, grafik, maupun gambar.
Tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Menggolongkan biaya-biaya yang termasuk ke dalam biaya kualitas.
2.      Melakukan perhitungan biaya kualitas.
3.      Melakukan pelaporan terhadap perhitungan biaya kualitas.
4.      Melakukan perbandingan terhadap biaya kualitas sesungguhnya dengan taksiran.

3.7 Definisi Operasional
1.      Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen untuk mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan melaporkan tentang informasi biaya.
2.      Biaya Kualitas
Biaya kualitas (cost of quality) merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk meningkatkan dan mempertahankan kualitas suatu produk atau jasa.
3.      Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya untuk mencegah rendahnya kualitas jasa yang diberikan.
4.      Biaya Penilaian
Biaya penilaian merupakan biaya yang timbul akibat adanya upaya evaluasi / audit secara berkesinambungan terhadap standar jasa untuk memenuhi harapan pelanggan.

5.      Biaya Kegagalan Internal
Biaya kegagalan internal merupakan biaya yang timbul akibat ketidaksesuaian proses internal untuk menghasilkan jasa sesuai dengan standar yang ditetapkan dan kebutuhan pelanggan.
6.      Biaya Kegagalan Eksternal
Biaya Kegagalan Eksternal merupakan biaya yang timbul sebagai akibat ketidaksesuaian produk/jasa dengan kebutuhan pelanggan sehingga berdampak pada hilangnya pangsa pasar.
7.      Profitabillitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri.

2 komentar:

  1. gan mau tanya dong biaya kualitas yang agan buat ini hanya menganalisa manfaatnya aja dari PT.XYZ tersebut ?

    BalasHapus